Skip to main content

A Dreamy World

Aku semakin tau arti Cita dan Cinta. Ia layaknya jantung dalam organ tubuh yang selalu mengiringi tiap detak nafas manusia. Yah pastinya, you can't live without it!! Karena Cita aku hidup. Dan karena Cinta hidupku semakin berarti.

Entahlah, akhir akhir ini aku selalu dirundung rasa gelisah. Sebuah kegelisahan yang menurutku sangat beralasan. Ia adalah 'Cita' yang sejak lama turut mewarnai gelora hidup dan matiku. Namun saat ini ia berontak, seketika ingin diwujudkan. Aku pun tak habis pikir, kenapa tiba-tiba ia mendominasi langkah-langkah akhirku kali ini. Kuperas otakku dalam-dalam, dan ku mulai berpikir dan bertanya, What next and what must I do? Aku pun tercengang lama.

Kenapa seh 'Cita' itu egois ? tanpa mau tau apa yang nanti bakal terjadi dalam hidupku dikemudian hari? Apa yang bisa kamu perbuat wahai 'Cita' jika akhirnya nanti aku akan berhadapan dengan realita hidup yang membuatmu BERHENTI, MENDEG dan TAK TERCAPAI. Aku yakin engkau pasti menertawakanku…cause I lose it !! oke, akan aku terima. Apapun perlakuanmu terhadapku akan kuterima dengan senyuman meskipun agak pahit.

Tapi, apa kau kira aku akan MENGALAH ?? kurasa kau lebih tau akan sifat dan watakku. Separuh hatiku ternyata lebih memihak mu. Ia cenderung ingin melangkah jauh, dan kemudian menggapai mu. Tak peduli dengan realita apapun. Sekali lagi, ternyata ia lebih tangguh dari yang aku kira. Kemudian, ia pelan-pelan membuat langkah jitu, dengan maksud suatu saat jika kesempatan itu datang, dan Tuhan mulai memperlihatkan senyumanNya untukku, kita akan bekerjasama layaknya sepasang partnership. Wahai 'Cita', just wait me for a while, I suppose I'll catch you as soon as I can, with all my effort. Keep Fighting…

Mimpi, sungguh aku merindukanmu…


Comments

Popular posts from this blog

Berburu Barang Second Bareng Bule Jerman

Anda termasuk penggemar barang-barang second-hand? Jika di Indonesia budaya membeli barang second-hand dipandang sebelah mata, di Berlin justru sebaliknya. Membeli barang second-hand bukanlah hal yang memalukan bagi warga setempat. Sebagai seorang mahasiswa yang hanya tinggal beberapa tahun saja, berburu barang-barang bekas adalah pilihan. Selain hemat, juga sayang jika harus membeli furniture baru yang nantinya akan ditinggal. Jika anda di Jerman, anda dapat menemukan tempat yang paling pas untuk berburu barang bekas yang biasa dikenal dengan Flohmarkt atau Flea Market.   Pertama kali-nya saya ke Flohmarkt karena ajakan suami untuk membeli perabotan dapur. Mayoritas di Berlin, jika anda menyewa apartemen maka anda harus mengisi sendiri semua perabotan. Nah, jika anda akan meninggalkan apartemen tersebut anda juga harus mengosongkan semua perabotan. Harus bersih seperti semula. Tanpa ada gantungan apa-pun, termasuk foto-foto pajangan. Tak heran, jika anda akan melihat...

Catatan Dari Kairo: Kuchuk Hanem

Cairo, 2005 Melayang-layang di atas awan tidak begitu membekas bagi saya. Sesekali hanya merasa gugup, dan pasrah. Sesekali juga kagum. Melihat gugusan awan yang terlihat saling mendahului dengan pesawat yang kami tumpangi. Biru dan orange. Dua warna inilah yang mendominasi langit dikala siang mendekati senja. Guratan-guratan awan terlihat jelas. Mungkin itu merupakan garis batas yang membelah langit, sebelah kiri milik Arjuna dan yang kanan milik Gatot Kaca (?)   Pukul delapan malam tepat waktu Abu Dhabi, pesawat yang saya tumpangi harus istirahat, mengisi perut yang sudah mulai kosong. Saya harus transit semalam di negara ini. Sambil membenahi beberapa barang bawaan, tiba-tiba saya ditodong pertanyaan panjang, “Ambil cuti berapa bulan mbak?”, tanya seorang perempuan manis berkulit sawo matang kepada saya. “Cuti?”. Saya mendadak bingung. Dia pun kembali menanyakan hal tersebut dengan lebih jelas. “Mbak dulu berangkat dari mana? Dapat cuti ya, be...

Madrasa al-Yūsufīyya, Granada.

Granada, atau Gharnathah. Kota yang menginspirasi ratusan atau bahkan ribuan pemyair, pelukis, filsuf dan seniman di semenanjung Iberia. Kota ini seakan tidak pernah mati. Memori yang terpancar dari setiap bangunan dan sudut kota seperti hendak menyapa setiap pengunjung. Al Hambra, Perkampungan Arab Al-Bayzin, Hammam Al-Andalus, La Madraza, masjid-masjid kecil yang berumur ratusan tahun benar-benar memukau. Layaknya ingin menghadirkan kembali sejarah beberapa abad lampau. Romantis sekaligus menghipnotis. Ornamen yang cantik tak kalah memukau dengan yang ada di Al Hambra. Bangunan ini adalah sebuah madrasah yang kelak menjadi cikal bakal Universitas Granada yang ada sekarang. Sekilas, bangunan di depan saya ini terkesan biasa saja dibandingkan dengan bangunan super megah yang berjarak kurang lebih 700 meter. Tepatnya, di Calle Officios. Sebuah distrik perkampungan melegenda yang dikenal dengan nama Albayzin. Distrik ini lekat sekali dengan identitas Arab, ...