Skip to main content

Posts

Showing posts from 2008

Kuchuk Hanem

by; Maria el Fauzy Mengingatkanku akan Kuchuk Hanem. Nama seorang wanita pinggiran Nil yang melulu didengungkan oleh Flaubert. Ia layaknya prototipe kesuburan dan sensualitas wanita Timur yang menjadi inspirator terhebat dalam karya novel dan teatralnya. Layaknya Nerval, Burton dan Lane, Flaubert pun lebih tertarik akan pesona Timur dari beberapa objek sensualitas, termasuk pengalaman malamnya bersama Kuchuk Hanem. Cita rasa dan tarian Hanem "L'Abeille" nampak memukau, spektakuler!. Tak sebanding sedikitpun dengan pelacur-pelacur kota Paris. Abad 18. Borjuisme Eropa semakin meningkat. Tatanan masyarakat elit terlembaga dengan apik dan elegan. Sistem pemerintahannya tersusun rapi. Dan perihal seks, telah dilembagakan pada tingkatan yang sangat tinggi. Seks, akan berbuntut pada masalah hukum, moral, politik dan ekonomi. Layaknya Indonesia, terutama untuk beberapa saat kedepan. Masyarakat akan dibuat shock oleh aparat hukum. Entahlah, kabarnya, barang siapa yang menyuguhkan

Obrolan Wanita ; Tentang Sensualitas

by : Maria el Fauzy Ternyata obrolan tentang wanita belumlah final meskipun sudah dilegalkan sejak ratusan tahun yang lalu. Bahkan beberapa pakar turut andil dalam menyumbangkan ide-ide segar, serta cukup loyal untuk sekedar menjadi pemerhati dan pengkritik sejati mereka. Patut dimaklumi, karena menyoal tentang wanita sama halnya dengan membincangkan satu dari dua jenis manusia di dunia yang jumlah serta problematikanya bisa dikatakan lebih kompleks, dilematis, dan jamak. Kenapa obrolan wanita menarik untuk dikaji, banyak diminati, bahkan menjadi sebuah disiplin keilmuan?? Pertanyaan itulah yang sekilas terbesit dihati penulis. Padahal, jika dapat dikatakan, pada awalnya diskursus wanita terkesan rigid, tidak berkembang dan monoton. Pembahasannya hanya berkutat itu-itu saja, muter-muter, dan ujung-ujungnya dapat disimpulkan bahwa dalam problematika wanita terdapat semacam kontradiksi bawaan, yaitu tawaran konsep yang menginginkan pembebasan individu, namun dalam prakteknya justru menja

Dilema Wanita Timur

by : Maria el Fauzy Diakui atau tidak, isu-isu perempuan beserta fenomena yang menjangkit belum mendapatkan perhatian proporsional dari pemerintah, terlebih di Indonesia sendiri. Padahal jika kita telusuri, telah banyak berdiri berbagai foundation yang menalangi problematika tersebut, semisal WCC (Woman Crisis Center) dan yang lain. Terbukti dengan adanya peningkatan kriminalitas terhadap perempuan, semuanya adalah wadah budaya kekerasan. Maka secara tidak langsung dapat disimpulkan bahwa ideologi produk zaman pencerahan (Renaissance) telah gagal memberikan jaminan kehidupan aman dan sejahtera bagi manusia. Boleh jadi karena ideology telah terlepas dari ketergantungannya terhadap nilai-nilai spiritual yang transenden dan tak terpikirkan. Sangat ironis memang, dalam masyarakat modern yang dibangun atas prinsip rasionalitas, demokrasi, humanis kekerasan justru merajalela. Pembahasan ini lebih banyak diminati oleh negara-negara sekuler dengan kondisi penduduknya yang relative 'kota&

Sejarah Wanita Timur; Perspektif Budaya dan Agama

Tidak hanya peradaban tertua yang dilahirkan Mesir, namun seiring dengan lajunya berbagai peradaban yang singgah, kota ini pun turut melahirkan aroma feminisme dengan usia hampir seratus tahun. Berarti selama beberapa tahun yang lalu sebenarnya Mesir sudah mengenal peranan dan partisipasi perempuan dalam lingkup domestic (rumah tangga) dan public. Berbagai gerakan tersebut telah berhasil memunculkan kesadaran dari terkungkungnya perempuan Arab, yang dahulunya terikat dengan aturan produk budaya 'harem'. Sejatinya konsep harem dalam perspektif Fatimah Mernissi tercakup dua hal, yang pertama berbentuk imperial (kerajaan), dan kedua; domestic (tingkat biasa). Harem imperial ini telah lenyap oleh Perang Dunia I ketika kerajaan Otoman runtuh. Factor lain yang menunjang adalah masuknya budaya sekulerisasi dan globalisasi yang dibawa kaum urban Eropa. Kuatnya pengaruh budaya asing tersebut sangat berarti dalam perubahan kultur harem yang sudah lama mengakar di Arab, khususnya Mesir.

" Orang Besar "

Monday, in the middle night… 6 Oktober 2008 Awalnya, aku tidak begitu kagum dan terpana dengan "orang besar". Pikirku mereka sama saja dengan aku yang saat ini masih berproses untuk menjadi "besar". Aku terlihat cuek, ketika kunjungan-kunjungan orang besar itu mendadak ramai ke lingkunganku, maklum masa-masa kampanye. Namun, lagi-lagi pikiranku tak berubah, mereka layaknya orang biasa seperti aku. Bahkan kunjungan mantan presiden Megawati ketika itupun tidak membuatku berhasrat untuk sedikit merubah pikiran. Kemudian aku bertanya dalam hati, kenapa aku sungguh tidak apresiatif terhadap mereka?? "Ah, apresiatif gak harus bgitu", gumamku dalam hati. Trus, kenapa pula aku tidak seperti kebanyakan temanku yang rela berjubel hanya sekedar untuk melihat tokoh itu dari kejauhan?? Bahkan harus berjuang untuk melihat mobil yang dikendarai orang besar itu. Aku hanya tersenyum kecil melihat ulah teman-temanku yang "nggumun" nya minta ampun. Keesokan hariny

Pasar Ideologi Mahasiswa

by : Maria el Fauzy Ideologi sebagai peranakan ilmu sosial telah dinyatakan sebagai pemeran utama dalam stabilitas sosial politik sebuah negara. Lebih jauh lagi, ia dianggap sebagai penentu bagaimana seseorang atau sebuah komunitas dalam upayanya menghadapi persoalan dan kemudian menyikapinya. Istilah ideologi sudah tidak asing ditelinga masyarakat, khususnya mahasiswa. Terhitung sejak dipakainya istilah ideologi oleh Destutt de Tracy pada masa Napoleon Bonaparte akhir abad 18, wacana ini mulai pesat dikembangkan. Dalam perkembangannya ideologi justru banyak menimbulkan fakta-fakta non humanis. Terlebih ketika tiga ideologi raksasa dunia ( baca; sosialisme-komunisme, fasisme, dan kapitalisme) mulai menggaung besar di beberapa kawasan Eropa. Contoh paling tragis adalah fasisme Jerman dengan anti-semitisnya yang berhasil membantai ribuan warga Yahudi. Terlepas dari pemaknaan ideologi, serta keterpilihannya sebagai motor konstalasi sosial politik negri, keterlibatan aksi dan ideologi ger

Menelusuri Situs-situs Peninggalan Mamalik

Oleh : Maria Ulfa Fauzy Banyak hal yang harus dieksplorasi lebih lanjut dalam menguak sejarah peradaban Islam, baik berupa manuskrip, tradisi, atau bangunan-bangunan kokoh nan klasik. Bukti sejarah inilah yang nantinya justru banyak berkisah tentang berbagai peradaban masa silam, meskipun ada beberapa diantaranya yang hanya meninggalkan sebuah kisah. Dalam catatan sejarah, Mesir termasuk salah satu penyimpan varian peradaban eksotik dunia. Dimulai sejak zaman Pharaonic 3200 SM, kemudian periode Hellenistic yang dimulai ketika Iskandar Agung berhasil mengalahkan Persia 332 SM. Dilanjutkan era Romawi 30 SM, dan dekade peradaban Islam yang diprakarsai oleh Amru bin Ash 640 M. Sejarah peradaban Islam mencatat, Mesir termasuk salah satu kawasan yang sempat dihinggapi oleh beberapa dinasti kenamaan. Sebut saja dinasti Tholouniyah, didirikan oleh Ahmad bin Thouloun pada tahun 868-905 M. Kemudian dinasti Ikhshidiyah 935-969 M, Fathimiyah 969-1171 M, Ayyubiyah 1171-1250 M, Mamalik 1250-1517

Become Exhausted

Freitag, am 12 September im Jahre 2008 Ternyata hari ini aku penat !! Yah, hal itu tanpa kusadari sudah menjangkit jiwa, raga bahkan seluruh darahku. Bagaimana aku harus bangkit? Haruskah ku menunggu sampai akhirnya Dia memberikanku sebuah pelajaran yang tak terlupakan? Aku takut. Aku tak berani beresiko. Tuhan, ku harus melangkah. Bukan saatnya berbicara Cita. Dan bukan saatnya pula untuk berbicara Cinta. Sekali lagi aku muak dengan dua kata itu. Kesadaranku tiba-tiba hadir. Kutemui air mataku larut dalam angan-angan. Aku lemah. Dan sangat lemah. Terkadang aku berpikir sangat egois. Aku hanya membayangkan kata-kata 'kuat', dan sok menjadi kuat walaupun sebenarnya aku rapuh. Kemudian Aku membatin, merenung, dan berkontemplasi atas 'Aku'. Sampai akhirnya aku pun sepakat, bahwa ternyata aku semakin rapuh. Apakah wanita diciptakan 'lemah'?? aku pun berpikir, sebenarnya tidak. Namun kenyataannya, mayoritas dari mereka mengaku lemah. Kembali aku merasa sok jagoan. H

Telaah Metodologi Tafsir Pasca Abduh

Oleh : Maria EL Fauzie Sejak pertengahan abad ke-19 umat Islam menghadapi tantangan hebat, bukan hanya terbatas dalam bidang politik dan militer tetapi meluas hingga meliputi bidang sosial budaya. Tantangan ini memberikan pengaruh yang sangat besar dalam pandangan hidup serta pemikiran sebagian besar umat Islam. Mereka melihat kekuatan Barat dan kemajuan ilmu pengetahuannya yang semakin meroket sehingga menimbulkan perasaan rendah diri atau inferiority complex. Berbagai macam cara dilakukan untuk berusaha mengadakan kompensasi atau melarikan diri, salah satunya adalah mengingat kejayaan dan peninggalan-peninggalan Islam yang kemudian melahirkan apa yang disebut dengan adab al-fikri wa al-tamjid (sastra kebanggaan dan kejayaan). Pengaruhnya terhadap perkembangan pemikiran masyarakat Islam sangat besar dalam menafsirkan al-Qur'an. Berbagai corak penafsiran tumbuh subur dengan berbagai latar belakangnya, adalah corak sastra budaya yang timbul akibat banyaknya imigran non Arab yang mem

A Dreamy World

Aku semakin tau arti Cita dan Cinta. Ia layaknya jantung dalam organ tubuh yang selalu mengiringi tiap detak nafas manusia. Yah pastinya, you can't live without it!! Karena Cita aku hidup. Dan karena Cinta hidupku semakin berarti. Entahlah, akhir akhir ini aku selalu dirundung rasa gelisah. Sebuah kegelisahan yang menurutku sangat beralasan. Ia adalah 'Cita' yang sejak lama turut mewarnai gelora hidup dan matiku. Namun saat ini ia berontak, seketika ingin diwujudkan. Aku pun tak habis pikir, kenapa tiba-tiba ia mendominasi langkah-langkah akhirku kali ini. Kuperas otakku dalam-dalam, dan ku mulai berpikir dan bertanya, What next and what must I do? Aku pun tercengang lama. Kenapa seh 'Cita' itu egois ? tanpa mau tau apa yang nanti bakal terjadi dalam hidupku dikemudian hari? Apa yang bisa kamu perbuat wahai 'Cita' jika akhirnya nanti aku akan berhadapan dengan realita hidup yang membuatmu BERHENTI, MENDEG dan TAK TERCAPAI. Aku yakin engkau pasti menertawakan

Tanah Impian

Entah berapa lama lagi Madinah sebagai sample Negara Ideal akan terus didengungkan. Kurang lebih 14 abad, dia selalu menduduki tingkat teratas, yang, bisa jadi posisi itu tak akan pernah tergantikan. Apakah hanya karena Yatsrib saat itu dipimpin oleh seorang Nabi? Jawabannya, bisa demikian dan bisa tidak. Namun secara aklamasi, kepemimpinan Muhammad saat itu terlihat mempesona, dengan menghadirkan seluruh komponen masyarakat Yatsrib secara individual guna mencapai cita universal. Beranjak ke Spanyol, sebuah daratan eksotik yang banyak menyimpan kekayaan agung dalam catatan sejarah Islam. Bumi ini ternyata juga sempat menduduki urutan kedua dari contoh Negara Ideal, tepatnya di Kordova selama periode Umayyah 929 M. Persematan tersebut tentu beralasan. Abdurrahman al-Dakhil mengawalinya dengan penjagaan ketat akan konstalasi politik luar dan dalam negri, serta menyamarkan berbagai kecemburuan sosial yang sangat pelik antara dua elemen masyarakat Kristen dan Islam. Sehingga pada tataran s

Paradigma Penafsiran ala Bintu Syati'

By ; Maria El Fauzy Sebuah pengantar Metodologi penafsiran yang semakin marak akhir-akhir ini bisa jadi merupakan wujud ketidakpuasan kaum intelektual terhadap beberapa karya klasik. Hal demikian tidak sepenuhnya salah, karena bagaimanapun suatu kondisi akan selalu berkembang dan terus berjalan tanpa henti. Kompleksitas saat itu jelas berbeda dengan situasi sekarang. Adalah Bintu Syati', termasuk dari beberapa sarjana Islam yang merasakan hal serupa. Menurutnya, anggapan final terhadap literatur klasik sangatlah tidak tepat, banyak hal yang harus diekplorasi dan diuji lebih lanjut. Sample kecilnya adalah israiliyyat, dan hadist-hadist yang harus diuji kembali keabsahan matan dan sanadnya. Pun, beberapa sikap fanatisme madzhab yang selalu melatar belakangi dalam menafsirkan suatu ayat. Perihal ini dapat kita saksikan dengan jelas dalam penafsiran beliau yang dinilai berani mengkritisi ulama klasik, khususnya di Surat Al-Dhuha. Rupanya, dalam langkah selanjutnya Bintu Syati' mula