Skip to main content

Posts

Showing posts from 2012

Being a New Mom

Berlin, 10 Desember 2012 " A baby will make love stronger, days shorter, nights longer, bankroll smaller, home happier, clothes shabbier, the past forgotten, and the future worth living for". -Author Unknown- Bagi wanita manapun, menjadi seorang Ibu adalah sebuah dambaan. Tak terkecuali, aku pribadi. Perasaan itu semakin kuat disaat Aurora, yang ketika itu masih bersimbah darah, bersandar dan pelan-pelan merangkak diatas dadaku. Detik itulah, rasa haru, bahagia, dan senang yang bukan main hinggap di hati kami, aku dan suami. Aku masih ingat betul bagaimana rasanya ketika tanda-tanda kelahiran sudah dekat. “Kontraksi itu rasanya seperti nyeri haid”, kata seorang temanku. Ah, kalo cuma begitu seh aku dah biasa, batinku. Awalnya memang biasa, rasa nyeri yang kurasakan belum begitu melilit dan cekot-cekot . Baru setelah sekian jam, kontraksi asli, datang perlahan-lahan dan semakin sering. Ah, bayiku akan segera lahir. Akhirnya kami putuskan untuk langsung ke ru

Berdiri di Kota Mati, “The City of The Death”

The City of The Death. Nama inilah yang membuat saya tergoda untuk melirik dan meniliknya. Yah , kawasan ini terletak di Kairo. Tepat di jantung kota Kairo, ibu kota Mesir. Melihat namanya, seolah saya akan melihat sebuah kota yang mati, tidak berpenghuni, karena mungkin tidak difungsikan lagi oleh pemerintah setempat sebagai lokasi pemukiman penduduk. Ini merupakan perjalanan saya dua tahun yang lalu ke sebuah kawasan bernama Duwaiqoh , atau orang Mesir menyebutnya sebagai Duweah , karena huruf Qhof sering hilang pe lahfadz an-nya dalam dialek Arab 'amiyah (bahasa pasaran). Kawasan inilah yang sering dirujuk oleh banyak wisata asing, yang terlena dengan sebutan The City of The Death, atau Cairo Necropolis, atau Qarafa/ el- Arafa . Cukup mengejutkan, ternyata kawasan ini sebenarnya adalah kawasan pekuburan. Namun, pekuburan yang mempunyai banyak penghuni. Loh kok bisa? Yah, dan penghuninya bukanlah sesosok hantu melainkan warga masyarakat pinggiran Kairo, yang ma

Remembering Cairo

Cairo, Summer Matahari musim panas serasa menampar kulit. Siang itu suhu udara berkisar mencapai hingga 45 derajat celcius. Bukan main panasnya. Tenggorokan terasa sangat kering. Saya pun hampir tidak sadar ternyata masih ada sebongkah daging yang melindungi kerongkongan dari sengatan matahari. Bulan Agustus di Kairo adalah puncak musim panas. Jam tangan menunjukkan pukul 7 malam, namun senja di langit kota ini sepertinya masih enggan untuk menunjukkan eksistensinya untuk menyambut malam. Suasana masih seperti jam tiga sore waktu Indonesia. Dan saya bersyukur. Jika saja waktu itu sudah gelap, pasti saya akan kehilangan momen terindah untuk dapat menyaksikan kemegahan Pyramid dari jendela pesawat. Sungguh, saya terpesona. Melihat rumah-rumah di Kairo seperti halnya kubus-kubus yang tertata apik dipadu dengan warna coklat. Sesekali, mata saya tertuju pada luasnya padang pasir yang seolah-olah menjadi tembok abadi pelindung kota ini. Kumuh. Beberapa kayu nampa

Wartawan “Gila”, Yunus dan Farid

Judul                     : Meraba Indonesia: Ekspedisi “Gila” Keliling Nusantara Penulis                  : Ahmad Yunus Penyunting          : Muhammad Husnil Fotografer           : Farid Gaban dan Ahmad Yunus Pewajah Isi          : Siti Qomariyah Penerbit                : PT. Serambi Ilmu Semesta, Juli 2011 Tebal                     : 370 hlm ISBN                      : 9789790242852 It is not about how fast you ride, but how far and enjoy the journeys Sungguh, ketika membaca beberapa halaman terdepan dari buku ini saya tak henti-hentinya ingin segera melumat habis semua pengalaman ekspedisi sang wartawan Ahmad Yunus dan sang fotografer Farid Gaban dalam perjalanannya mengelilingi Indonesia. Perjalanan ini mereka sebut dengan “Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa”. Dengan menggunakan sepeda motor Honda Win yang sudah dimodifikasi, Yunus dan Farid mencoba menilik Indonesia dari sisi yang lain. Dua kata yang nampaknya patut untuk menyimpulkan potret kekinian n