Skip to main content

Posts

Kesalehan Artifisial

*** Dalam sebuah laman facebook teman saya, mendadak ada banyak sekali postingan terkait dengan keputusannya untuk berhijrah. Ia memposting beragam video ustadz yang memberikan ceramah tentang kewajiban seorang muslimah untuk menutup aurat. Tak lupa dengan imbuhan gambar berikut caption-nya yang berkaitan dengan segala ancaman neraka dan juga sangsi sosial bagi para perempuan yang tidak segera memutuskan untuk berhijab. Hijab dalam pengertian teman saya, juga harus yang lebar dan besar agar menjadi muslimah yang kaffah alias ga setengah-setengah, begitu penjelasannya kemudian. Mereka yang memutuskan untuk berhijrah, menurutnya, tak cukup hanya dengan menggunakan jilbab segi empat ukuran sedang yang biasa dipakai sehari hari. Ia haruslah syar'i . Transformasi hijrah yang ia pahami, harus dimulai dari menutup aurat, itupun ditandai dengan penggunaan hijab syar'i . Dan dari hijab syar'i , kemudian makna hijrah akan semakin paripurna jika beralih dengan pengg
Recent posts

Ngaji Sambil Nglawak? Rahasia Beragama Dengan Santun

Dimuat di situs Qureta,  30 November 2017 Obrolan singkat saya bersama Pak Man, sebut saja begitu. Beliau adalah juru parkir sekolah anak saya, yang kebetulan rumahnya tidak jauh juga dari rumah kami. “Bu, besok ada Kyai ‘Qulhu wae Lek’, ngaji lagi di masjid dekat sini loh”, Dengan hanya menyebut Kyai ‘Qulhu wae Lek’, semua seakan paham siapa yang dimaksud. Iya, itu kyai yang lucunya bisa bikin ngakak habis. Gokil ! “Loh, bukane udah beberapa waktu lalu Pak. Halah , perasaan belum ada setengah tahun sepertinya ya. Udah diundang lagi?”. Jawab saya “La iya Bu, beliau ini laku keras. Jadwal ngajinya padat.. Soale lucu!” Soale lucu. Itu kunci. Rata-rata, memang masyarakat perkampungan seperti di tempat kami ini lebih suka model pendakwah yang gemar melawak, lucu, dan tidak galak. Ngaji, tapi juga melucu. Bisa mencairkan suasana pengajian dengan gayanya masing-masing. Ga usah dibayangkan pengajian ini seperti Majelis-majelis Ta’lim para kelas

Madrasa al-Yūsufīyya, Granada.

Granada, atau Gharnathah. Kota yang menginspirasi ratusan atau bahkan ribuan pemyair, pelukis, filsuf dan seniman di semenanjung Iberia. Kota ini seakan tidak pernah mati. Memori yang terpancar dari setiap bangunan dan sudut kota seperti hendak menyapa setiap pengunjung. Al Hambra, Perkampungan Arab Al-Bayzin, Hammam Al-Andalus, La Madraza, masjid-masjid kecil yang berumur ratusan tahun benar-benar memukau. Layaknya ingin menghadirkan kembali sejarah beberapa abad lampau. Romantis sekaligus menghipnotis. Ornamen yang cantik tak kalah memukau dengan yang ada di Al Hambra. Bangunan ini adalah sebuah madrasah yang kelak menjadi cikal bakal Universitas Granada yang ada sekarang. Sekilas, bangunan di depan saya ini terkesan biasa saja dibandingkan dengan bangunan super megah yang berjarak kurang lebih 700 meter. Tepatnya, di Calle Officios. Sebuah distrik perkampungan melegenda yang dikenal dengan nama Albayzin. Distrik ini lekat sekali dengan identitas Arab,

Anak Anak Dijejali Buku Harga Jutaan, Si Mamah Referensinya Cuma Felix Shiauw

*** Dimuat di situs Mojok  25 September 2017 Courtesy Mojok --> Keinginan para Mahmud untuk menumbuhkan minat baca anak patut diacungi jempol. Buku dengan harga jutaan sekonyong-konyongnya bisa dihadirkan demi si buah hati. Tentu saja, salah satu tujuan dan jargon produsennya adalah agar kelak si anak menjadi pribadi yang rajin membaca. Sebagai bekal pengetahuan di masa depan, dan bla bla bla !. Dari pada dibelikan mainan yang ga mengedukasi kan? Begitu kira-kira dalihnya. Ga cukup disitu juga seh, si Mahmud terkadang harus rela antri menggunakan cara arisan. Mengatur sedemikian rupa pemasukan bulanan, dan menyisihkan beberapanya untuk buku-buku ini. Menjadi sebuah kebanggaan jika uang arisan sudah mencukupi dan akhirnya bisa mendapatkan sepaket buku dengan boneka lucu yang bisa mengaji dan bercerita. Lumayan, anak bisa sejenak bermain sendiri dengan buku dan boneka-boneka itu. Dan, si Mamah asik bercengkerama di sosial media, dan tak

Jadi Perempuan Lajang Jaman Now Bukan Dosa

*** Dimuat di situs Mojok  12 Oktober 2017 Courtesy : Mojok Situ Jomblo? Perempuan? Santai sis, kayak di pantai. Tidak semua jomblo itu ngenes. Merana, gemar meratapi nasib. Pun, tak jarang ada juga para jomblo yang pura-pura bahagia. Bagi jomblo, bahagia dan merana memang beda tipis. Uhuk … Penulis juga ga tau persis, kenapa populasi jomblowan dan jomblowati, khususnya di Indonesia, kini kian bertambah. Angka statistik selalu menunjukkan pola yang tidak biasa, bahkan akhir-akhir ini mengalami kenaikan yang signifikan. Ga percaya? Lihat saja beberapa artikel di Mojok, search dengan kata kunci Jomblo. Ha mbok titeni , pasti akan muncul bermacam tulisan yang ga tanggung-tanggung persinggungannya dengan makhluk Tuhan yang satu ini. Dari definisi, sampai kiat-kiat, sesajen plus kutipan ayat-ayat suci tentang kaum ini sudah ada. Lengkap, macam buku panduan. Kayak RPUL itu loh ! Serius… Nah , penulis disini cuma ingin nambahi. Mosok yang nulis tentang

Following Goethe’s footsteps Harz Mountain, Germany

--> Now to the Brocken the witches ride; The stubble is gold and the corn is green; There is the carnival crew to be seen, And Squire Urianus will come to preside. So over the valleys our company floats, With witches a-farting on stinking old goats. Faust, Goethe Menjejaki kawasan di pegunungan Harz yang berada di negara bagian Lower Saxony, Jerman, mengingatkan saya tentang kisah Faust, seorang ilmuwan yang tidak pernah berhenti untuk  mencari jawaban atas hakikat kehidupan dan jati diri. Lakon sastra yang namanya begitu menggaung dan populer di seantero wilayah Jerman ini telah menginspirasi berbagai karya sastra, musik dan ilustrasi. Adalah Johann Wolfgang van Goethe, atau yang lebih dikenal dengan Goethe, yang telah menciptakan lakon fiktif ini dengan begitu apik. Karakter Faust, hendak memberikan gambaran lain tentang ketidaklaziman cara berpikir. Sebagai seorang ilmuwan, Faust, dihadapkan dengan berbagai pertanyaan tentang baik dan