Granada, atau Gharnathah. Kota yang menginspirasi ratusan
atau bahkan ribuan pemyair, pelukis, filsuf dan seniman di semenanjung Iberia.
Kota ini seakan tidak pernah mati. Memori yang terpancar dari setiap bangunan
dan sudut kota seperti hendak menyapa setiap pengunjung.
Al Hambra, Perkampungan Arab Al-Bayzin, Hammam Al-Andalus,
La Madraza, masjid-masjid kecil yang berumur ratusan tahun benar-benar memukau.
Layaknya ingin menghadirkan kembali sejarah beberapa abad lampau. Romantis
sekaligus menghipnotis.
Ornamen yang cantik tak kalah memukau dengan yang ada di Al
Hambra. Bangunan ini adalah sebuah madrasah yang kelak menjadi cikal bakal Universitas
Granada yang ada sekarang.
Sekilas,
bangunan di depan saya ini terkesan biasa saja dibandingkan dengan bangunan
super megah yang berjarak kurang lebih 700 meter. Tepatnya, di Calle Officios.
Sebuah distrik perkampungan melegenda yang dikenal dengan nama Albayzin.
Distrik ini lekat sekali dengan identitas Arab, Arab Muslim yang dahulunya
sempat menjadi penduduk kota Granada. Yah, ratusan tahun yang lalu.
Madrasa al-Yūsufīyya, begitu kira-kira
bangunan ini dikenal. Pusat studi sederhana yang menjadi cikal bakal
Universitas Granada. Umurnya ratusan tahun, dan yang pasti madrasah ini
dibangun sejak era Dinasti Nasrid (1238-1492). Lulusan masdrasah ini tidak
main-main, ulama sekaliber Abū
Isḥāq al-Shāṭibī (d. 1388), ‘Abd al-Raḥmān ibn Khaldūn (d. 1406), Ibn Marzūq
(d. 1379), dan cendekiawan terkemuka Andalusia lainnya, pernah singgah dan
mengampu ilmu disini.
Dulunya, bangunan super megah disamping madrasah ini merupakan sebuah masjid sebelum diganti dan dialihfungsikan sebagai katedral. Dan, seperti tata kota masyarakat Muslim pada umumnya ketika itu, bazar elit penjual kain-kain sutra khas Timur, juga emas dan berbagai komoditas lain turut meramaikan hiruk pikuk penduduk Granada tepat di jantung kota.
Dulunya, bangunan super megah disamping madrasah ini merupakan sebuah masjid sebelum diganti dan dialihfungsikan sebagai katedral. Dan, seperti tata kota masyarakat Muslim pada umumnya ketika itu, bazar elit penjual kain-kain sutra khas Timur, juga emas dan berbagai komoditas lain turut meramaikan hiruk pikuk penduduk Granada tepat di jantung kota.
Comments