Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2008

Menelusuri Situs-situs Peninggalan Mamalik

Oleh : Maria Ulfa Fauzy Banyak hal yang harus dieksplorasi lebih lanjut dalam menguak sejarah peradaban Islam, baik berupa manuskrip, tradisi, atau bangunan-bangunan kokoh nan klasik. Bukti sejarah inilah yang nantinya justru banyak berkisah tentang berbagai peradaban masa silam, meskipun ada beberapa diantaranya yang hanya meninggalkan sebuah kisah. Dalam catatan sejarah, Mesir termasuk salah satu penyimpan varian peradaban eksotik dunia. Dimulai sejak zaman Pharaonic 3200 SM, kemudian periode Hellenistic yang dimulai ketika Iskandar Agung berhasil mengalahkan Persia 332 SM. Dilanjutkan era Romawi 30 SM, dan dekade peradaban Islam yang diprakarsai oleh Amru bin Ash 640 M. Sejarah peradaban Islam mencatat, Mesir termasuk salah satu kawasan yang sempat dihinggapi oleh beberapa dinasti kenamaan. Sebut saja dinasti Tholouniyah, didirikan oleh Ahmad bin Thouloun pada tahun 868-905 M. Kemudian dinasti Ikhshidiyah 935-969 M, Fathimiyah 969-1171 M, Ayyubiyah 1171-1250 M, Mamalik 1250-1517

Become Exhausted

Freitag, am 12 September im Jahre 2008 Ternyata hari ini aku penat !! Yah, hal itu tanpa kusadari sudah menjangkit jiwa, raga bahkan seluruh darahku. Bagaimana aku harus bangkit? Haruskah ku menunggu sampai akhirnya Dia memberikanku sebuah pelajaran yang tak terlupakan? Aku takut. Aku tak berani beresiko. Tuhan, ku harus melangkah. Bukan saatnya berbicara Cita. Dan bukan saatnya pula untuk berbicara Cinta. Sekali lagi aku muak dengan dua kata itu. Kesadaranku tiba-tiba hadir. Kutemui air mataku larut dalam angan-angan. Aku lemah. Dan sangat lemah. Terkadang aku berpikir sangat egois. Aku hanya membayangkan kata-kata 'kuat', dan sok menjadi kuat walaupun sebenarnya aku rapuh. Kemudian Aku membatin, merenung, dan berkontemplasi atas 'Aku'. Sampai akhirnya aku pun sepakat, bahwa ternyata aku semakin rapuh. Apakah wanita diciptakan 'lemah'?? aku pun berpikir, sebenarnya tidak. Namun kenyataannya, mayoritas dari mereka mengaku lemah. Kembali aku merasa sok jagoan. H

Telaah Metodologi Tafsir Pasca Abduh

Oleh : Maria EL Fauzie Sejak pertengahan abad ke-19 umat Islam menghadapi tantangan hebat, bukan hanya terbatas dalam bidang politik dan militer tetapi meluas hingga meliputi bidang sosial budaya. Tantangan ini memberikan pengaruh yang sangat besar dalam pandangan hidup serta pemikiran sebagian besar umat Islam. Mereka melihat kekuatan Barat dan kemajuan ilmu pengetahuannya yang semakin meroket sehingga menimbulkan perasaan rendah diri atau inferiority complex. Berbagai macam cara dilakukan untuk berusaha mengadakan kompensasi atau melarikan diri, salah satunya adalah mengingat kejayaan dan peninggalan-peninggalan Islam yang kemudian melahirkan apa yang disebut dengan adab al-fikri wa al-tamjid (sastra kebanggaan dan kejayaan). Pengaruhnya terhadap perkembangan pemikiran masyarakat Islam sangat besar dalam menafsirkan al-Qur'an. Berbagai corak penafsiran tumbuh subur dengan berbagai latar belakangnya, adalah corak sastra budaya yang timbul akibat banyaknya imigran non Arab yang mem

A Dreamy World

Aku semakin tau arti Cita dan Cinta. Ia layaknya jantung dalam organ tubuh yang selalu mengiringi tiap detak nafas manusia. Yah pastinya, you can't live without it!! Karena Cita aku hidup. Dan karena Cinta hidupku semakin berarti. Entahlah, akhir akhir ini aku selalu dirundung rasa gelisah. Sebuah kegelisahan yang menurutku sangat beralasan. Ia adalah 'Cita' yang sejak lama turut mewarnai gelora hidup dan matiku. Namun saat ini ia berontak, seketika ingin diwujudkan. Aku pun tak habis pikir, kenapa tiba-tiba ia mendominasi langkah-langkah akhirku kali ini. Kuperas otakku dalam-dalam, dan ku mulai berpikir dan bertanya, What next and what must I do? Aku pun tercengang lama. Kenapa seh 'Cita' itu egois ? tanpa mau tau apa yang nanti bakal terjadi dalam hidupku dikemudian hari? Apa yang bisa kamu perbuat wahai 'Cita' jika akhirnya nanti aku akan berhadapan dengan realita hidup yang membuatmu BERHENTI, MENDEG dan TAK TERCAPAI. Aku yakin engkau pasti menertawakan

Tanah Impian

Entah berapa lama lagi Madinah sebagai sample Negara Ideal akan terus didengungkan. Kurang lebih 14 abad, dia selalu menduduki tingkat teratas, yang, bisa jadi posisi itu tak akan pernah tergantikan. Apakah hanya karena Yatsrib saat itu dipimpin oleh seorang Nabi? Jawabannya, bisa demikian dan bisa tidak. Namun secara aklamasi, kepemimpinan Muhammad saat itu terlihat mempesona, dengan menghadirkan seluruh komponen masyarakat Yatsrib secara individual guna mencapai cita universal. Beranjak ke Spanyol, sebuah daratan eksotik yang banyak menyimpan kekayaan agung dalam catatan sejarah Islam. Bumi ini ternyata juga sempat menduduki urutan kedua dari contoh Negara Ideal, tepatnya di Kordova selama periode Umayyah 929 M. Persematan tersebut tentu beralasan. Abdurrahman al-Dakhil mengawalinya dengan penjagaan ketat akan konstalasi politik luar dan dalam negri, serta menyamarkan berbagai kecemburuan sosial yang sangat pelik antara dua elemen masyarakat Kristen dan Islam. Sehingga pada tataran s

Paradigma Penafsiran ala Bintu Syati'

By ; Maria El Fauzy Sebuah pengantar Metodologi penafsiran yang semakin marak akhir-akhir ini bisa jadi merupakan wujud ketidakpuasan kaum intelektual terhadap beberapa karya klasik. Hal demikian tidak sepenuhnya salah, karena bagaimanapun suatu kondisi akan selalu berkembang dan terus berjalan tanpa henti. Kompleksitas saat itu jelas berbeda dengan situasi sekarang. Adalah Bintu Syati', termasuk dari beberapa sarjana Islam yang merasakan hal serupa. Menurutnya, anggapan final terhadap literatur klasik sangatlah tidak tepat, banyak hal yang harus diekplorasi dan diuji lebih lanjut. Sample kecilnya adalah israiliyyat, dan hadist-hadist yang harus diuji kembali keabsahan matan dan sanadnya. Pun, beberapa sikap fanatisme madzhab yang selalu melatar belakangi dalam menafsirkan suatu ayat. Perihal ini dapat kita saksikan dengan jelas dalam penafsiran beliau yang dinilai berani mengkritisi ulama klasik, khususnya di Surat Al-Dhuha. Rupanya, dalam langkah selanjutnya Bintu Syati' mula

Menilik Historisitas Mantik

By; Maria el Fauzy “ Cogito, Ergo Sum" (Aku berpikir, karena itu aku ada ) -- RenĂ© Descartes -- Prolog Bagi bangsa Yunani -dan bahkan bangsa di seluruh dunia-, Aristoteles adalah ikon rasionalitas. Dia adalah peletak dasar cara berpikir yang tersusun dalam premis-premis, dan kemudian ditarik sebuah konklusi. Apa yang dilakukan Aristoteles ini disebut logika. Bangsa Yunani yang dahulu diliputi dengan dunia mitos, seakan tercengang dan terhipnotis dengan karya Aristoteles. Posisi Aristoteles sebagai guru Alexander (putra raja Macedonia, Philip) dan guru filsafat di sekolah yang didirikannya di Athena, the Lyceum, menjadikan pemikirannya banyak dikenal di tengah-tengah masyarakat Yunani. Sampai pada tingkatan tertentu, logika Aristoteles mendapatkan tempat yang sangat prestis khususnya dalam dunia pengetahuan. Logika Aristoteles telah mampu merapikan 'muntahan ide' Plato yang terabadikan dalam "dialog"nya. Pemikiran-pemikirannya mampu menghegemoni rasionalitas bangs