Skip to main content

Berburu Barang Second Bareng Bule Jerman





Anda termasuk penggemar barang-barang second-hand? Jika di Indonesia budaya membeli barang second-hand dipandang sebelah mata, di Berlin justru sebaliknya. Membeli barang second-hand bukanlah hal yang memalukan bagi warga setempat. Sebagai seorang mahasiswa yang hanya tinggal beberapa tahun saja, berburu barang-barang bekas adalah pilihan. Selain hemat, juga sayang jika harus membeli furniture baru yang nantinya akan ditinggal. Jika anda di Jerman, anda dapat menemukan tempat yang paling pas untuk berburu barang bekas yang biasa dikenal dengan Flohmarkt atau Flea Market.  

Pertama kali-nya saya ke Flohmarkt karena ajakan suami untuk membeli perabotan dapur. Mayoritas di Berlin, jika anda menyewa apartemen maka anda harus mengisi sendiri semua perabotan. Nah, jika anda akan meninggalkan apartemen tersebut anda juga harus mengosongkan semua perabotan. Harus bersih seperti semula. Tanpa ada gantungan apa-pun, termasuk foto-foto pajangan. Tak heran, jika anda akan melihat banyak barang-barang, yang masih layak pakai, terbuang begitu saja di pinggir jalan atau mereka jual lagi ke Flohmarkt. 

Begitu sampai di Flohmarkt, saya pun dibuat heran. Tidak hanya para imigran atau warga asing yang suka belanja di sini, tapi juga penduduk lokal Berlin. Saya melihat beberapa bule begitu teliti memilih-milih barang. Tidak hanya baju, segala perabotan dari piring, karpet, sampai sofa-sofa cantik ada di pasar ini. Biarpun second-hand, namun rata-rata barangnya masih bagus dan layak pakai.

Jika anda teliti, anda juga dapat menemukan barang-barang berkelas dengan merk ternama dengan harga yang sangat murah. Kawan saya berhasil mendapatkan dompet bagus merk Louis-vuitton seharga 2 euro. Pada kesempatan yang lain ada juga menemukan sepatu merk Ecco seharga 1 euro, tentu saja masih sangat kinclong. Atau, jika anda pecinta barang antik dengan sangat mudah akan anda temukan disini. Semua komplit, dari alat dapur sampai alat musik sekalipun. 

Pernah suatu kali saya bertanya kepada orang Indonesia yang lama tinggal di Jerman. Ternyata, orang Jerman mempunyai kebiasaan memakai barang hanya beberapa tahun saja. Mereka mudah sekali bosan. Dan jika bosan, mereka hanya perlu membeli yang baru dan menjual barang yang lama dengan harga murah. Jika malas menjualnya, mereka cukup menaruh barang-barang tersebut di gudang atau dikasihkan orang lain. 

Layaknya pasar loak pada umumnya, Flohmarkt juga terdiri dari stand-stand dadakan dengan penjual yang juga beragam. Selain penduduk lokal, tak jarang saya juga  menjumpai wajah-wajah orang Turki, Arab, China, Pakistan yang turut membuka stand menjajakan barang dagangannya. Bahkan ada beberapa yang asal jual barang tanpa berpikir untung. Saya pernah mendapati satu stand penduduk lokal, kebetulan yang jual kakek-kakek, menawarkan semua barangnya seharga 1 euro. Ada seperangkat alat dapur, telpon, blender, berbagai jenis kabel dll. Awalnya tergiur, tapi apa boleh buat kami sudah terlanjut beli di stand sebelumnya.         

Di Berlin, pasar semacam ini terdapat di banyak tempat. Biasanya diselenggarakan di lahan luas semacam parkiran mall atau di park-park tertentu. Flohmarkt terbesar di Berlin biasanya di selenggarakan di Havelpark setiap dua minggu sekali tepatnya pada hari Minggu. Lokasinya berada di depan sebuah mall besar, dan memiliki lahan yang sangat luas sehingga bisa menampung ratusan stand. Disediakan bis gratis dari halte Spandau setiap satu jam sekali. 


Jika musim panas, pasar ini sangat ramai. Bahkan ada beberapa pembeli yang berangkat dari jam 7 pagi. Karena semakin pagi anda datang, maka semakin bagus  barang yang anda dapat. Umumnya Flohmarkt buka dari jam 7 pagi sampai 3 sore. Pihak penyelenggara akan memberi pengumuman lewat website jika tidak jadi diselenggarakan karena berbagai alasan. Tak terkecuali ketika musim dingin, tepatnya pada bulan November sampai Februari, pasar ini akan tutup.    

Dan bagi anda yang mempunyai anak kecil don’t worry, karena di Berlin juga ada Kinderflohmarkt. Pusat perbelanjaan barang second khusus untuk anak-anak. Lengkapnya bukan main. Dari mainan anak umur 3 bulan sampai SD berjejeran di lorong-lorong mall, karena biasanya Kinderflohmarkt diadakan di dalam sebuah mall besar. Selain itu juga ada baju, buku cerita anak, kereta dorong, tempat tidur bayi, juga bak mandi bayi. Tau sendiri kan, namanya perlengkapan anak-anak harganya pasti bikin keki. Apalagi untuk baju winter, biasanya cuma kepakai sekali musim. Jadi bagi ibu-ibu yang tinggal di Berlin, Kinderflohmarkt bagaikan surga yang menjanjikan. Apalagi harganya yang sangat miring namun masih bagus dan berfungsi dengan baik.

Saya paling suka ke Kinderflohmarkt. Melihat jaket-jaket musim dingin yang lucu, juga mainan anak-anak yang bikin gemes. Ada yang menawarkan satu paket baju bayi new born hanya dengan 5 Euro, mungkin jumlahnya sampai 15 baju, beserta jaket dan topi-topinya dalam keadaan yang masih bagus dan dibungkus plastik rapi sekali. Belum lagi puzzle-puzzle, sepeda mini, sepatu roda dll. Melihat wajah anak-anak di pasar mainan tak kalah menyenangkan, mereka saling berebut, mencoba ini itu, ada yang merengek-rengek dan menangis. Ah pokoknya komplit, dunia anak memang selalu menyenangkan.  

Lain Flohmarkt, lain juga dengan gerai toko yang menawarkan barang second-hand, terutama baju, coat dan sepatu. Jika Flohmarkt hanya ada di hari-hari tertentu, toko-toko ini buka setiap hari selain hari Minggu. Toko second-hand juga bertebaran di sudut-sudut kota Berlin. Ada yang menawarkan dengan display elegan, sederhana, juga ada yang ala kadarnya. Jika anda mempunyai baju-baju yang sudah tidak terpakai, dalam kondisi yang masih bagus, anda boleh menukarkan dengan beberapa uang recehan. Besarnya uang tersebut tergantung berapa berat seluruh baju anda yang biasanya diukur per-kilo. Pihak toko akan memilih baju yang masih bagus, dan memberi uang kepada anda. 

Mengenai harga, tentu saja berbeda dengan Flohmarkt. Jaket-jaket musim dingin paling banyak di jual disini, ada yang berbahan woll sampai kulit asli. Jika teliti anda juga mudah menemukan jaket dengan merk berkelas dan masih bagus. Sepatu-nya juga oke-oke, dari model boot sampai pantofel. 

Gerai barang second ternama di Berlin yang cukup terkenal adalah Humana. Hampir berjumlah puluhan yang tercecer di sudut-sudut kota Berlin. Saya sempat berpikir, bagaimana mereka mengumpulkan begitu banyak baju bekas tiap harinya? Ternyata, mereka telah menyediakan tempat-tempat khusus di pinggir-pinggir jalan tertentu untuk menampung barang-barang bekas, khususnya baju dan sepatu. 

Bentuknya bervariasi, ada yang seperti kotak surat namun besar. Juga ada yang mirip tenda kemah dengan bagian atap yang agak bulat. Masing-masing kotak terdapat sebuah label, sehingga anda bisa memasukkan barang bekas sesuai dengan kriteria label tersebut. Pihak Humana akan memilih baju yang layak untuk dijual kembali atau di recycle dengan bentuk yang lain.   

Membeli barang bekas di Jerman bukan masalah gengsi atau tidak, namun lebih karena kesadaran bahwa program recycling yang digembor-gemborkan pemerintah setempat wajib diapresiasi, selain dari pada penghematan energi. Program tersebut dikenal dengan “the green dot”, yaitu sebuah proses daur ulang dari setiap sampah yang mereka buang. Maka tak heran jika Jerman dinilai sangat berhasil dalam proses daur ulang di seluruh dunia.  

Saya akan mengulasnya di catatan berikutnya, Don’t miss it ;)

  

   
 


Comments

Popular posts from this blog

Menelusuri Situs-situs Peninggalan Mamalik

Oleh : Maria Ulfa Fauzy Banyak hal yang harus dieksplorasi lebih lanjut dalam menguak sejarah peradaban Islam, baik berupa manuskrip, tradisi, atau bangunan-bangunan kokoh nan klasik. Bukti sejarah inilah yang nantinya justru banyak berkisah tentang berbagai peradaban masa silam, meskipun ada beberapa diantaranya yang hanya meninggalkan sebuah kisah. Dalam catatan sejarah, Mesir termasuk salah satu penyimpan varian peradaban eksotik dunia. Dimulai sejak zaman Pharaonic 3200 SM, kemudian periode Hellenistic yang dimulai ketika Iskandar Agung berhasil mengalahkan Persia 332 SM. Dilanjutkan era Romawi 30 SM, dan dekade peradaban Islam yang diprakarsai oleh Amru bin Ash 640 M. Sejarah peradaban Islam mencatat, Mesir termasuk salah satu kawasan yang sempat dihinggapi oleh beberapa dinasti kenamaan. Sebut saja dinasti Tholouniyah, didirikan oleh Ahmad bin Thouloun pada tahun 868-905 M. Kemudian dinasti Ikhshidiyah 935-969 M, Fathimiyah 969-1171 M, Ayyubiyah 1171-1250 M, Mamalik 1250-1517

Catatan Dari Kairo : Toko Buku Orang Jawa Musthofa al-Bab al-Halaby

Oleh: Maria Fauzi Malay Manuscript at Pergamon Museum Rasanya baru kali itu saya mendengar ada maktabah (toko buku) orang Jawa di Kairo. Informasi ini saya peroleh dari kakak kelas yang hobi sekali mendalami isu-isu tentang jaringan ulama Nusantara. Dan, maktabah ini berada persis di belakang asrama kami, di kawasan Syurthoh Bab- Asya’riyah. Penasaran, saya seketika bergegas menuju ke toko buku nan kuno ini. Suasananya tua, terlihat dari rak-rak buku yang sudah lusuh dan dekil. Nampak buku-buku kuning dengan sampul tipis berserakan di atas meja. Mungkin hanya beberapa saja yang bersampul tebal. Penjaga tokonya sesekali terlihat tak acuh kepada kami. “ Salamu’alaik ”, sapa kami. Tak bergeming. Ia pun hanya memandangi kami dengan kaca mata super tebal dan kembali lagi membaca. “ Law samahtum, fi Kitab Hasyiyah Al-Nafahat Li al- Asyeikh Khatib Al-Minangkabawi ”?. “Permisi apakah ada Kitab Hasyiyah Al- Nafahat karya Syeikh Khatib al Minagkabawi”?, Sapa kami.