Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2008

Obrolan Wanita ; Tentang Sensualitas

by : Maria el Fauzy Ternyata obrolan tentang wanita belumlah final meskipun sudah dilegalkan sejak ratusan tahun yang lalu. Bahkan beberapa pakar turut andil dalam menyumbangkan ide-ide segar, serta cukup loyal untuk sekedar menjadi pemerhati dan pengkritik sejati mereka. Patut dimaklumi, karena menyoal tentang wanita sama halnya dengan membincangkan satu dari dua jenis manusia di dunia yang jumlah serta problematikanya bisa dikatakan lebih kompleks, dilematis, dan jamak. Kenapa obrolan wanita menarik untuk dikaji, banyak diminati, bahkan menjadi sebuah disiplin keilmuan?? Pertanyaan itulah yang sekilas terbesit dihati penulis. Padahal, jika dapat dikatakan, pada awalnya diskursus wanita terkesan rigid, tidak berkembang dan monoton. Pembahasannya hanya berkutat itu-itu saja, muter-muter, dan ujung-ujungnya dapat disimpulkan bahwa dalam problematika wanita terdapat semacam kontradiksi bawaan, yaitu tawaran konsep yang menginginkan pembebasan individu, namun dalam prakteknya justru menja

Dilema Wanita Timur

by : Maria el Fauzy Diakui atau tidak, isu-isu perempuan beserta fenomena yang menjangkit belum mendapatkan perhatian proporsional dari pemerintah, terlebih di Indonesia sendiri. Padahal jika kita telusuri, telah banyak berdiri berbagai foundation yang menalangi problematika tersebut, semisal WCC (Woman Crisis Center) dan yang lain. Terbukti dengan adanya peningkatan kriminalitas terhadap perempuan, semuanya adalah wadah budaya kekerasan. Maka secara tidak langsung dapat disimpulkan bahwa ideologi produk zaman pencerahan (Renaissance) telah gagal memberikan jaminan kehidupan aman dan sejahtera bagi manusia. Boleh jadi karena ideology telah terlepas dari ketergantungannya terhadap nilai-nilai spiritual yang transenden dan tak terpikirkan. Sangat ironis memang, dalam masyarakat modern yang dibangun atas prinsip rasionalitas, demokrasi, humanis kekerasan justru merajalela. Pembahasan ini lebih banyak diminati oleh negara-negara sekuler dengan kondisi penduduknya yang relative 'kota&

Sejarah Wanita Timur; Perspektif Budaya dan Agama

Tidak hanya peradaban tertua yang dilahirkan Mesir, namun seiring dengan lajunya berbagai peradaban yang singgah, kota ini pun turut melahirkan aroma feminisme dengan usia hampir seratus tahun. Berarti selama beberapa tahun yang lalu sebenarnya Mesir sudah mengenal peranan dan partisipasi perempuan dalam lingkup domestic (rumah tangga) dan public. Berbagai gerakan tersebut telah berhasil memunculkan kesadaran dari terkungkungnya perempuan Arab, yang dahulunya terikat dengan aturan produk budaya 'harem'. Sejatinya konsep harem dalam perspektif Fatimah Mernissi tercakup dua hal, yang pertama berbentuk imperial (kerajaan), dan kedua; domestic (tingkat biasa). Harem imperial ini telah lenyap oleh Perang Dunia I ketika kerajaan Otoman runtuh. Factor lain yang menunjang adalah masuknya budaya sekulerisasi dan globalisasi yang dibawa kaum urban Eropa. Kuatnya pengaruh budaya asing tersebut sangat berarti dalam perubahan kultur harem yang sudah lama mengakar di Arab, khususnya Mesir.

" Orang Besar "

Monday, in the middle night… 6 Oktober 2008 Awalnya, aku tidak begitu kagum dan terpana dengan "orang besar". Pikirku mereka sama saja dengan aku yang saat ini masih berproses untuk menjadi "besar". Aku terlihat cuek, ketika kunjungan-kunjungan orang besar itu mendadak ramai ke lingkunganku, maklum masa-masa kampanye. Namun, lagi-lagi pikiranku tak berubah, mereka layaknya orang biasa seperti aku. Bahkan kunjungan mantan presiden Megawati ketika itupun tidak membuatku berhasrat untuk sedikit merubah pikiran. Kemudian aku bertanya dalam hati, kenapa aku sungguh tidak apresiatif terhadap mereka?? "Ah, apresiatif gak harus bgitu", gumamku dalam hati. Trus, kenapa pula aku tidak seperti kebanyakan temanku yang rela berjubel hanya sekedar untuk melihat tokoh itu dari kejauhan?? Bahkan harus berjuang untuk melihat mobil yang dikendarai orang besar itu. Aku hanya tersenyum kecil melihat ulah teman-temanku yang "nggumun" nya minta ampun. Keesokan hariny

Pasar Ideologi Mahasiswa

by : Maria el Fauzy Ideologi sebagai peranakan ilmu sosial telah dinyatakan sebagai pemeran utama dalam stabilitas sosial politik sebuah negara. Lebih jauh lagi, ia dianggap sebagai penentu bagaimana seseorang atau sebuah komunitas dalam upayanya menghadapi persoalan dan kemudian menyikapinya. Istilah ideologi sudah tidak asing ditelinga masyarakat, khususnya mahasiswa. Terhitung sejak dipakainya istilah ideologi oleh Destutt de Tracy pada masa Napoleon Bonaparte akhir abad 18, wacana ini mulai pesat dikembangkan. Dalam perkembangannya ideologi justru banyak menimbulkan fakta-fakta non humanis. Terlebih ketika tiga ideologi raksasa dunia ( baca; sosialisme-komunisme, fasisme, dan kapitalisme) mulai menggaung besar di beberapa kawasan Eropa. Contoh paling tragis adalah fasisme Jerman dengan anti-semitisnya yang berhasil membantai ribuan warga Yahudi. Terlepas dari pemaknaan ideologi, serta keterpilihannya sebagai motor konstalasi sosial politik negri, keterlibatan aksi dan ideologi ger